Ribuan
puluh jiwa manusia menyemut di stadion GBK (18/11/12).Nyaris tak ada bangku
yang menganggur begitu saja.Gemuruh tepuk tangan dan lengkingan sorak-sorai pun
mewarnai berlangsungnya acara milad Muhammadiyah yang ke 100 tahun
itu.Namun,ada kendala yang sempat dan membuat rangkaian acara terhambat dan
berjalan tak begitu kondusif.Apakah kendala itu memang sesuatu yang tak begitu
indah dan diharapkan?
Berawal
dari acara yang dibuka oleh MC dan dimulai dengan senandung merdu kalam illahi.Saat
itu pula awan-awan yang memayungi stadion GBK tersebut mulai berarak rapi dan
membentuk gumpalan gelap serta suara khas gemuruhnya yang hampir tak terdengar
jelas.Diantara gumaman ribuan orang yang tak begitu hening itu kiranya terseliplah
suasana alam yang begitu nyaman dan tenang.
Berbagai
penampilan seni dari masing-masing daerah semakin memeriahkan acara milad
seabad muhammadiyah.Tak kalah dengannya,tokoh-tokoh Nasional yang juga turut
memeriahkan acara tersebut seperti wakil ketua MPR RI Hajriyanto Y Thohari,
Menteri Kehutanan RI, Gubernur Jakarta, mantan ketua umum PB NU Hasyim Muzadi dan
Mantan wakil Presiden sekaligus ketua PMI Jusuf Kalla diberikan kehormatan
untuk menyampaikan kata sambutan.Jusuf kalla yang diberikan kehormatan itu
menghasilkan apresiasi yang dahsyat dari para peserta dan terlebih apresiasi
dari alam yang mulai mengguyurkan gerimis dan merambat pada hujan yang deras.
Diantara
selaput derasnya hujan, acara tetap berlanjut dengan pidato Milad 1 abad
Muhammadiyah oleh
Ketua Umum PP Muhammadiyah Bapak Prof. Dr. M. Din Syamsuddin, MA,yang merupakan
inti acara yang dinanti-nantikan oleh para peserta Milad.Yang sedemikian
membuat stadion GBK lagi-lagi kembali bergemuruh dan bergetar,seluruh peserta
histeris dan memberikan apresiasi yang sangat mendalam ketika Pak Din menyapa
seluruh peserta sambil melambaikan peci dengan tangannya diantara guyuran hujan
yang membasahi sekujur tubuhnya.Sesuai dengan tema “Sang Surya Tiada Henti
Menyinari Negeri”.Beliau berpesan untuk semua
kader muhammadiyah untuk tetap semangat dan konsisten dalam membangun dan
memberikan yang terbaik untuk negri.Beliau juga berkata dengan tegasnya
“Walaupun hujan saat ini,tak akan menghentikan langkah kita untuk terus
menyinari negeri,Bahkan dengan hujan ini lah sebagai suatu nikmat,anugrah,dan
bukti bahwa Allah mendengar dan meridhoi acara dan langkah kita ini”.Sontak
langsung di sambut dengan suara dan tepuk tangan oleh peserta milad.
Memang jelas bahwa hujan bersahabat
dengan Sang Surya dalam 1 abad Muhammadiyah itu.Keridhoan dan suatu kenikmatan
dari Allah seolah-olah dibuktikan saat berlangsungnya acara.Disisi lain,memang
masih ada suatu rangkaian acara yang belum sempat di tampilkan.Ini membuat
pementasan seni dan hiburan music yang sudah bersiap siaga dibelakang panggung
tak sempat menampilkan diri dalam acara tersebut.Namun,hal itu tidak menyurutkan
semangat mereka dan para peserta milad.Sebab faktanya,diantara berhentinya
acara dan derasnya hujan,sebagian para
kader yang terlibat dalam IPM ataupun IMM masuk ke lapangan dan berlari
mengelilinginya sambil mengibarkan masing-masing bendera mereka.Inilah yang
membuat keistimewaan dari rangkaian acara tersebut,dan menunjukan bahwa memang
semangat juang telah terpatri dalam jiwa kader-kader muhammadiyah.Hujan yang
dikatakan kendala bukanlah suatu hambatan yang membuat rangkaian acara tak
berjalan sesuai dengan harapan.Maka tidak benar bahwa acara tak berjalan
kondusif dan indah.
Oleh karenanya,sudah barang tentulah
Muhammadiyah sebagai suatu organisasi yang telah banyak berpartisipasi untuk
negri baik dalam pendidikan,social,dan kesehatan untuk terus berlanjut dan
konsisten pula dalam membimbing umat islam untuk menjaga ukhuwah agar tali
persaudaran tetap terjalin dengan kuat.Yang sedemikian sesuai dengan tema 1
abad Muhammadiyah “Sang Surya Tiada Henti Menyinari Negri” dan terbentuk dalam
perayaannya bahwa hujan bersahabat dengan sang surya itu sebagai bukti yang
nyata dari keridhoan Allah swt.
Doy'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar