Minggu, 30 Desember 2012
gemericik kerinduan
di sini ada sebatang kara yang tak hengkang di sapu sang bayu sepi
menjilat keringat kemacetan jalanan
dan menghirup hiruk pikuk pesona eksotika ibu kota sendirian
di sini ada tubuh mungil tegak berjalan di atas sehelai tali
menahan keseimbangan tegar kehidupan
dan menerpa gentingan kesusahan yang menusuk ubun kepala sendirian.
kini selaksa rindu bertaut pada imaji kampung halamanku
disepanjang jalan sumatera
disegerombolan bocah yang berkumpul dibengkel kumuh
di masjid rewot kian lengang bersuarakan nada kakek sumbang
disudut sedap kuliner masakan sang ibu
dan singgasana sederhana berlumurkan gelak tawa dan getir canda senyuman
ada kenangan tertinggal disana.
kini bait kerinduanku tuntas memuncak tajam
menembus awan menuju taman
tunggulah sajakku sampai memeluk stasiun halaman
meski kini ku harus mendaki angan sendirian
Celoteh Derita Pinggiran
"Celoteh Derita Pinggiran"
“doy”
Lengang kolong jembatan usang
Gubuk nan rewot
Dingin menikam rapuh belulang pelu
Taman nan kumuh
Dalam rundung malang saat itu
Lelap sesak diatas kardus rongsokan
Selimut-selimut bekas menghujam impian durja
Tak
Kau
Pe
Du
Li
Kan
Itu
Keropos iman digrogoti keserakahan
Harta nan tumpah
Rakus merong-rong semak kapitalis
Jiwa nan kotor
Dikekang balada sembirat hitam
Terseok-seok mencari makan
Lapar-dahaga derita pinggiran
Sakit,pedih,rintih,menangis
Tak jua mereka dengarkan
Harus kemana lagi aku mengadu..?
Kutitip harap lewat desir angin dan riup simfoni
Sekelebat asa aku mengesot di jalan krikil-berduri
Mengibak fana hidup nan tetap merangkak
Inilah aku..rakyat kolong jembatan usang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar