“Mau dibawa kemana pendidikan kita”
Pada
bab 1 Pasal 1 UUSPN memang sudah jelas dikatakan bahwa dengan adanya
pendidikan, diharapkan mewujudkan potensi diri,kekuatan
spiritual,kepribadian,kecerdasan,akhlak mulia,serta keterampilan yang
diperlukan dirinya ,masyarakat,bangsa dan Negara.Artinya,bahwa akhlak dan
kepribadian juga bagian dari pendidikan dan bukan hanya kecrdasan semata.Yang
sedemikian sangat kontras sekali dengan realita yang ada dalam praktiknya.
Dewasa
ini,praktik pendidikan acap sekali menuai problematika dan keresahaan.Mulai
dari beredarnya buku-buku yang tak layak untuk siswa sekolah dasar,bolos
sekolah,sampai tawuran antar pelajar yang masih hangat dan masih terngiang
dalam gendang telinga kita.Maka,timbul suatu pertanyaan yang terselip didalam
hati kita.Siapa yang bertanggung jawab dengan ini semua?
Tak
bisa kita pungkiri lagi bahwa para koruptor berasal dari orang-orang yang
berpendidikan.Kebanyakan dari mereka telah menempuh pendidikan di
sekolah-sekolah dan universitas yang berkualitas.Namun kenyataannya,mereka tak
mencerminkan orang-orang yang berpendidikan.Perlu kita ketahui bahwa pendidikan
adalah usaha yang dilakukan secara bertanggung jawab untuk membimbing dan
membina pertumbuhan dan perkembangan anak didik,baik jasmani maupun rohani,sehingga
terbentuk pribadi-pribadi yang diidealkan oleh masyarakatnya.Maka
jelasnya,Pendidikan akan benar-benar terealisasikan jika memang pada diri kita
terbentuk nilai-nilai luhur dan sikap pribadi yang benar-benar diidealkan oleh
masyarakat.
Berbicara
masalah itu semua.Ada oknum-oknum yang sangat berpengaruh dan bertanggung jawab
atas pendidikan itu sendiri.yang pertama,Orang
tua.Peran orang tua sangat menentukan kepribadian dan pendidikan anak.Banyak
orang tua yang tidak mengawasi dan peka terhadap kepentingan dan perbuatan
anak-anaknya.Sehingga Anak mudah untuk terjerumus dalam perubahan-perubahan
zaman yang gelap ini.Kemudian yang kedua,Masyarakatnya.Kepribadian
anak ditentukan oleh lingkungannya atau masyarakatnya ini disebut dengan factor
empirime.Jika lingkungannya baik maka baik pulalah keseluruhannya.Akan tetapi
jika kemasyarakatannya buruk maka jangan dipungkiri pribadi anak akan ikut
buruk pula.Kemudian yang ketiga,Pemerintah.Pemerintah
disini dikatakan orang yang memegang amanah.Mereka ditugaskan untuk mencari
cara agar anak bangsa dapat menjadi
penerus dan memiliki kecerdasan dan kepribadian yang diidealkan sebagaimana
yang telah dicanagkan dalam Undan-undang pendidikan nasional.Kemudian yang
terakhir yang sangat berpengaruh dan berperan penting itu adalah diri
sendiri.Pada saatnya baik atau buruknya kepribadian seseorang,benar atau
salahnya tingkah laku dan tindakannya harus menjadi tanggung jawabnya
sendiri.Ketika itu,ia tidak boleh pula menyalahkan orang tua,masyarakat dan
pemerintahnya.
Oleh
karenanya,sudah barang tentulah kita merasa bertanggung jawab terhadap krisis
dan carut marutnya pendidikan bangsa kita ini.Terlebih seorang guru yang
menjadi pendidik.Merupakan tugas yang amat berat bagi guru untuk mewujudkan
tujuan pendidikan itu sendiri.Tentunya,dengan melaksanakan tugas yang tidak
hanya memikirkan secara pragmatisme dan hedonisme pendidikan itu.Yang pada
akhirnya,akan terlahir dan tersedianya lahan untuk benar-benar membentuk dan
membina anak didik kearah hidup yang layak dan diharapkan.
bidowie'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar