Kamis, 13 Desember 2012

“Mau dibawa kemana pendidikan kita”


“Mau dibawa kemana pendidikan kita”

Pada bab 1 Pasal 1 UUSPN memang sudah jelas dikatakan bahwa dengan adanya pendidikan, diharapkan mewujudkan potensi diri,kekuatan spiritual,kepribadian,kecerdasan,akhlak mulia,serta keterampilan yang diperlukan dirinya ,masyarakat,bangsa dan Negara.Artinya,bahwa akhlak dan kepribadian juga bagian dari pendidikan dan bukan hanya kecrdasan semata.Yang sedemikian sangat kontras sekali dengan realita yang ada dalam praktiknya.
Dewasa ini,praktik pendidikan acap sekali menuai problematika dan keresahaan.Mulai dari beredarnya buku-buku yang tak layak untuk siswa sekolah dasar,bolos sekolah,sampai tawuran antar pelajar yang masih hangat dan masih terngiang dalam gendang telinga kita.Maka,timbul suatu pertanyaan yang terselip didalam hati kita.Siapa yang bertanggung jawab dengan ini semua?
Tak bisa kita pungkiri lagi bahwa para koruptor berasal dari orang-orang yang berpendidikan.Kebanyakan dari mereka telah menempuh pendidikan di sekolah-sekolah dan universitas yang berkualitas.Namun kenyataannya,mereka tak mencerminkan orang-orang yang berpendidikan.Perlu kita ketahui bahwa pendidikan adalah usaha yang dilakukan secara bertanggung jawab untuk membimbing dan membina pertumbuhan dan perkembangan anak didik,baik jasmani maupun rohani,sehingga terbentuk pribadi-pribadi yang diidealkan oleh masyarakatnya.Maka jelasnya,Pendidikan akan benar-benar terealisasikan jika memang pada diri kita terbentuk nilai-nilai luhur dan sikap pribadi yang benar-benar diidealkan oleh masyarakat.
Berbicara masalah itu semua.Ada oknum-oknum yang sangat berpengaruh dan bertanggung jawab atas pendidikan itu sendiri.yang pertama,Orang tua.Peran orang tua sangat menentukan kepribadian dan pendidikan anak.Banyak orang tua yang tidak mengawasi dan peka terhadap kepentingan dan perbuatan anak-anaknya.Sehingga Anak mudah untuk terjerumus dalam perubahan-perubahan zaman yang gelap ini.Kemudian yang kedua,Masyarakatnya.Kepribadian anak ditentukan oleh lingkungannya atau masyarakatnya ini disebut dengan factor empirime.Jika lingkungannya baik maka baik pulalah keseluruhannya.Akan tetapi jika kemasyarakatannya buruk maka jangan dipungkiri pribadi anak akan ikut buruk pula.Kemudian yang ketiga,Pemerintah.Pemerintah disini dikatakan orang yang memegang amanah.Mereka ditugaskan untuk mencari cara agar  anak bangsa dapat menjadi penerus dan memiliki kecerdasan dan kepribadian yang diidealkan sebagaimana yang telah dicanagkan dalam Undan-undang pendidikan nasional.Kemudian yang terakhir yang sangat berpengaruh dan berperan penting itu adalah diri sendiri.Pada saatnya baik atau buruknya kepribadian seseorang,benar atau salahnya tingkah laku dan tindakannya harus menjadi tanggung jawabnya sendiri.Ketika itu,ia tidak boleh pula menyalahkan orang tua,masyarakat dan pemerintahnya.
Oleh karenanya,sudah barang tentulah kita merasa bertanggung jawab terhadap krisis dan carut marutnya pendidikan bangsa kita ini.Terlebih seorang guru yang menjadi pendidik.Merupakan tugas yang amat berat bagi guru untuk mewujudkan tujuan pendidikan itu sendiri.Tentunya,dengan melaksanakan tugas yang tidak hanya memikirkan secara pragmatisme dan hedonisme pendidikan itu.Yang pada akhirnya,akan terlahir dan tersedianya lahan untuk benar-benar membentuk dan membina anak didik kearah hidup yang layak dan diharapkan.
bidowie'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Celoteh Derita Pinggiran

"Celoteh Derita Pinggiran"

“doy”

Lengang kolong jembatan usang

Gubuk nan rewot

Dingin menikam rapuh belulang pelu

Taman nan kumuh

Dalam rundung malang saat itu

Lelap sesak diatas kardus rongsokan

Selimut-selimut bekas menghujam impian durja

Tak

Kau

Pe

Du

Li

Kan

Itu

Keropos iman digrogoti keserakahan

Harta nan tumpah

Rakus merong-rong semak kapitalis

Jiwa nan kotor

Dikekang balada sembirat hitam

Terseok-seok mencari makan

Lapar-dahaga derita pinggiran

Sakit,pedih,rintih,menangis

Tak jua mereka dengarkan

Harus kemana lagi aku mengadu..?

Kutitip harap lewat desir angin dan riup simfoni

Sekelebat asa aku mengesot di jalan krikil-berduri

Mengibak fana hidup nan tetap merangkak

Inilah aku..rakyat kolong jembatan usang