Minggu, 30 Desember 2012

gemericik kerinduan

#Rona

di sini ada sebatang kara yang tak hengkang di sapu sang bayu sepi
menjilat keringat kemacetan jalanan 
dan menghirup hiruk pikuk pesona eksotika ibu kota sendirian

di sini ada tubuh mungil tegak berjalan di atas sehelai tali
menahan keseimbangan tegar kehidupan
dan menerpa gentingan kesusahan yang menusuk ubun kepala sendirian.

kini selaksa rindu bertaut pada imaji kampung halamanku
disepanjang jalan sumatera
disegerombolan bocah yang berkumpul dibengkel kumuh
di masjid rewot kian lengang bersuarakan nada kakek sumbang
disudut sedap kuliner masakan sang ibu
dan singgasana sederhana berlumurkan gelak tawa dan getir canda senyuman

ada kenangan tertinggal disana.

kini bait kerinduanku tuntas memuncak tajam
menembus awan menuju taman
tunggulah sajakku sampai memeluk stasiun halaman
meski kini ku harus mendaki angan sendirian

Senin, 24 Desember 2012

Kursi panas IMM Ciputat


'Kursi panas IMM Ciputat'

Setahun nyaris berlalu masa kepemimpinan Rivaldi Pratama sebagai ketua umum IMM Ciputat (2011-2012). Dari pelbagai kandidat yang diusung dari masing-masing komisariat, utusan komisariat Distek ini ternyata lebih unggul dan berhasil menduduki kursi panas yang diperebutkan di acara musyawarah cabang setahun lalu. Lantas, kriteria yang seperti apa yang layak untuk mewarisi tambuk kepemimpinan tersebut? dan siapakah yang layak menggantikan kedudukan beliau selanjutnya?
Ditengah hiruk-pikuk kehidupan yang materialisme dan kesibukan yang tak kian berjeda. Sangat dibutuhkan peran pemimpin yang bisa membangun sinergi positif. Mengingat adanya krisis kepemimpinan saat ini, kader-kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk menanamkan keteladanan kepemimpinan dalam jiwanya dan mampu bertanggung jawab atas amanah yang diembannya.
Menjadi seorang pemimpin di IMM tentulah bukan hal yang mudah.Diperlukan loyalitas, keikhlasan berkontribusi dan keacapan yang profesional. Bagaimana tidak? Kuliah adalah tujuan utama sedang organisasi adalah nyawa. Artinya, bahwa memang harus mampu menyeimbangkan antara kuliah dan tanggung jawab dalam berorganisasi. Dengan demikian,  peran pimpinan IMM Ciputat kiranya dapat memberikan kemajuan-kemajuan IMM baik dalam pihak internal maupun eksternalnya.
Setidaknya ada permasalahan kepemimpinan yang harus dimusnahkan. Ketertutupan dan jarangnya komunikasi terhadap kader, membuat kebersamaan kurang harmonis. Sebab pada hakekatnya, dengan kebersamaan itulah tujuan yang sama-sama diharapkan dapat teraih. Kedekatan secara personal yang kurang tersebut juga berakibat tidak pekanya terhadap kendala-kendala yang dihadapai kader  dan IMM itu sendiri.
Sekretaris Umum IMM cabang Ciputat, Immawan Muhammad Amiri Al-amin mengatakan, baiknya seorang pimpinan cabang itu harus lebih menyempatkan diri untuk kader. Sekecil apapun acara atau kegiatan yang diberlangsungkan haruslah ada cabang yang menghadiri dan mensukseskan acara itu. Agar kader merasa diperhatikan dan tambah semangat. Jadi gak terkesan cuek. Tegas Immawan.
Kendati demikian, pemilihan yang rutinitas diadakan tiap tahunnya itu kerap menimbulkan konflik. Pasalnya, 9 kandidat yang diusung dari masing-masing komisariat tentunya memiliki visi dan misi yang berbeda. Tak menutup kemungkinan politik praktis juga mewarnai  berlangsungnya acara yang sakral bagi IMM Ciputat kedepannya.
Sementara itu, Immawan juga mengatakan, siapapun yang menggantikan kursi kedudukan Rivaldi selanjutnya haruslah siap dan bisa merangkul semua. Dan ingat jangan sampai menyuruh tapi sebaiknya mengajak biar merasa bersama. Ungkap Immawan saat diwawancarai di asrama putra IMM.

Gersang bai’at


Gersang bai’at

Puing-puing suara bersenda
Menggumam dari kerongkongan harimau
Tinggi menjulang menerobos tulang ruang harapan
Yang tak bernada

Nokta berkelap-kelip memanja langit
Kuning telor terpampang menemani malam
Indah nian terlukiskan kepalan tangan menggenggam asa
Yang tak berwarna

Tersirat. Buaian dalam kanvas ingatan
“Akan ku jadikan belantara menjadi taman..
“Akan ku pastikan kolong menjadi istana..
Haru kian menggeming di sudut hati
Yang tak bersuara

Tersayat. Geram menusuk amuk bergejolak
“Aku masih saja berjalan di atas duri yang melukai tapak  ..
“Aku tetap saja tidur di bongkahan bangunan yang terdapat ilalang..
Sesal kian meratap keadaan hamparan
Yang tak terjamahkan

Pada akhirnya,
Bangunan kokoh roboh tak berpondasi
Jalanan mulus gusar meranjau kaki
Jembatan putus tak bertali
Bertanya hati pada janji
Yang tak berarti

Kamis, 13 Desember 2012

“Mau dibawa kemana pendidikan kita”


“Mau dibawa kemana pendidikan kita”

Pada bab 1 Pasal 1 UUSPN memang sudah jelas dikatakan bahwa dengan adanya pendidikan, diharapkan mewujudkan potensi diri,kekuatan spiritual,kepribadian,kecerdasan,akhlak mulia,serta keterampilan yang diperlukan dirinya ,masyarakat,bangsa dan Negara.Artinya,bahwa akhlak dan kepribadian juga bagian dari pendidikan dan bukan hanya kecrdasan semata.Yang sedemikian sangat kontras sekali dengan realita yang ada dalam praktiknya.
Dewasa ini,praktik pendidikan acap sekali menuai problematika dan keresahaan.Mulai dari beredarnya buku-buku yang tak layak untuk siswa sekolah dasar,bolos sekolah,sampai tawuran antar pelajar yang masih hangat dan masih terngiang dalam gendang telinga kita.Maka,timbul suatu pertanyaan yang terselip didalam hati kita.Siapa yang bertanggung jawab dengan ini semua?
Tak bisa kita pungkiri lagi bahwa para koruptor berasal dari orang-orang yang berpendidikan.Kebanyakan dari mereka telah menempuh pendidikan di sekolah-sekolah dan universitas yang berkualitas.Namun kenyataannya,mereka tak mencerminkan orang-orang yang berpendidikan.Perlu kita ketahui bahwa pendidikan adalah usaha yang dilakukan secara bertanggung jawab untuk membimbing dan membina pertumbuhan dan perkembangan anak didik,baik jasmani maupun rohani,sehingga terbentuk pribadi-pribadi yang diidealkan oleh masyarakatnya.Maka jelasnya,Pendidikan akan benar-benar terealisasikan jika memang pada diri kita terbentuk nilai-nilai luhur dan sikap pribadi yang benar-benar diidealkan oleh masyarakat.
Berbicara masalah itu semua.Ada oknum-oknum yang sangat berpengaruh dan bertanggung jawab atas pendidikan itu sendiri.yang pertama,Orang tua.Peran orang tua sangat menentukan kepribadian dan pendidikan anak.Banyak orang tua yang tidak mengawasi dan peka terhadap kepentingan dan perbuatan anak-anaknya.Sehingga Anak mudah untuk terjerumus dalam perubahan-perubahan zaman yang gelap ini.Kemudian yang kedua,Masyarakatnya.Kepribadian anak ditentukan oleh lingkungannya atau masyarakatnya ini disebut dengan factor empirime.Jika lingkungannya baik maka baik pulalah keseluruhannya.Akan tetapi jika kemasyarakatannya buruk maka jangan dipungkiri pribadi anak akan ikut buruk pula.Kemudian yang ketiga,Pemerintah.Pemerintah disini dikatakan orang yang memegang amanah.Mereka ditugaskan untuk mencari cara agar  anak bangsa dapat menjadi penerus dan memiliki kecerdasan dan kepribadian yang diidealkan sebagaimana yang telah dicanagkan dalam Undan-undang pendidikan nasional.Kemudian yang terakhir yang sangat berpengaruh dan berperan penting itu adalah diri sendiri.Pada saatnya baik atau buruknya kepribadian seseorang,benar atau salahnya tingkah laku dan tindakannya harus menjadi tanggung jawabnya sendiri.Ketika itu,ia tidak boleh pula menyalahkan orang tua,masyarakat dan pemerintahnya.
Oleh karenanya,sudah barang tentulah kita merasa bertanggung jawab terhadap krisis dan carut marutnya pendidikan bangsa kita ini.Terlebih seorang guru yang menjadi pendidik.Merupakan tugas yang amat berat bagi guru untuk mewujudkan tujuan pendidikan itu sendiri.Tentunya,dengan melaksanakan tugas yang tidak hanya memikirkan secara pragmatisme dan hedonisme pendidikan itu.Yang pada akhirnya,akan terlahir dan tersedianya lahan untuk benar-benar membentuk dan membina anak didik kearah hidup yang layak dan diharapkan.
bidowie'

Selasa, 11 Desember 2012

“Sajak demokrasi”


“Sajak demokrasi”


Kini matahari berada tepat di atas kepala
Tepat memecah ubun-ubun revolusi
Suara-suara berteriak
Keringat-keringat bercucuran
Ludah berserakan
Namun,api semangat kian berkobar di dalam dada

Kini burung-burung berseliweran
Berkicau miris dalam semak-semak kapitalis
Melayang di langit kemelaratan rakyat
Merangkul tikus-tikus nakal dalam singgasana kemunafikan

Atas nama masyarakat
Atas nama demokrasi
Atas nama keadilan

Kepanasan yang menggelitik sekujur tubuh
Menuntut untuk bertindak!
Semilir angin menghantar kami dalam relung keadilan
Mencongkel agen-agen imperialis yang mengakar dalam kebun2 negara ini
Merobek kertas-kertas  borjuis yang tercetak dalam hati-hati raja-raja kekuasaan

Atas nama demokrasi
Atas amanah rakyat
Kami berteriak !!



Minggu, 09 Desember 2012

'Islam Juga berpolitik'




Penyebaran Islam terus berjalan dengan pesat.Dimulai dari dakwah secara sembunyi-sembunyi sampai secara terang-terangan yang dilakukan oleh rasulullah saw dan sahabat-sahabatnya.Berbagai cara dilakukan untuk menyiarkan agam Islam waktu itu.Tak heran kalau politik digunakan sebagai alat untuk mempublikasikan agama keselamatan ini.Dalam berpoltik,Islam telah membuktikan bagaimana keberhasilan dapat diraih dengan politik yang benar dan cerdas..
Pasca wafatnya rasulullah saw,Islam dipimpin oleh Khalifah-khalifah[1] yang masing-masing berbeda cara kepemilihannya.Ada dengan cara ditunjuk,musyawarah bahkan melalui pungutan suara.Begitu pula dengan penyebarannya,Islam datang dan dikenalkan di Indonesia mulanya dari pedagang-pedagang Arab.Dengannya,maka banyaklah orang indonesia yang memeluk Islam waktu itu.Tak cukup sampai disitu,pemeluk-pemeluk islam bahkan ikut mendakwahkan islam
Berbagai politik yang digunakan untuk berdakwah mulai dari pendidikan,pernikahan,perdagangan,kebudayaan,olah-raga sampai kesenian-kesenian dijadikan  sebagai alat dakwah.Seperti halnya dengan  Sunan Kalijaga[2] yang menerapkan dakwah dalam perwayangan.Betapa cerdasnya politik yang beliau gunakan dengan menyisipkan ajaran-ajaran islam dalam pertunjukan wayang yang sebelumnya bernafaskan kebudayaan Hindu-Budha.Begitu pula dengan berbagai adat-adat upah-upahan atau sesajen-sesajen peribadatan yang sekarang masih digunakan oleh masyarakat jawa dan juga masyarakat lainnya.Dulunya itu hanyalah budaya yang dilakukan oleh Hindu-Budha dan kemudian para wali-walilah yang merenovasinya dengan ajaran-ajaran Islam.
Semua hasilnya memang telah terbukti nyata.Islam menjadi Agama pemeluk terbanyak didunia.Politik yang benar dan cerdas yang dilakukan Islam telah terealisasikan dan terbilang sukses dalam dakwah dan penyebarannya.Dengan demikian,Islam bukan hanya terbatas mental spiritual dan hal-hal ghaib saja,melainkan juga mencakup permasalahan pemikiran,ekonomi dan politik.
Bidowi’


[1] 4 Khalifah Islam :Abu bakar as-shiddiq,Umar bin khottob,Ali bin abi tholib,Usman bin affan
[2] Salah satu tokoh dari 9 walisongo

Rabu, 28 November 2012

Temaram Kota Tua



Jalan raya tak lagi pekak
Trotoar tak lagi harus menutup hidung
Gedung-gedung pencakar langit tak lagi gersang
Rembulan menganggur

Selimut waktu prakira musim
Awan-awan mendung menangis saja
Bumi kedinginan tak jua masuk angin
Gemintang masih tidur

Biasanya jam segini orang-orang sperti kelelawar
Biasanya kini orang-orang menjilat jajanan
Biasanya dini orang-orang gitaran
Biasanya tak seperti sekarang

Pintu rapat tak bercelah
Jendela berkaca hitam dikunci
Lampu-lampu kecil dimatikan
Teras-teras masih lembab
Sendal-sendal hanyut di bawa arus
Carut marut dedaunan jatuh di badan halaman
Mata-mata dikatupkan
Badan di rebahkan
Mimpi di semayamkan

Keramaian tak bersahabat lagi
Hanya dentuman arloji saja yang menenmani
Malam yang semakin larut
kota tua makin merengut



Sabtu, 24 November 2012

“Hujan Bersahabat dengan Mentari Seabad Muhammadiyah”


Ribuan puluh jiwa manusia menyemut di stadion GBK (18/11/12).Nyaris tak ada bangku yang menganggur begitu saja.Gemuruh tepuk tangan dan lengkingan sorak-sorai pun mewarnai berlangsungnya acara milad Muhammadiyah yang ke 100 tahun itu.Namun,ada kendala yang sempat dan membuat rangkaian acara terhambat dan berjalan tak begitu kondusif.Apakah kendala itu memang sesuatu yang tak begitu indah dan diharapkan?
Berawal dari acara yang dibuka oleh MC dan dimulai dengan senandung merdu kalam illahi.Saat itu pula awan-awan yang memayungi stadion GBK tersebut mulai berarak rapi dan membentuk gumpalan gelap serta suara khas gemuruhnya yang hampir tak terdengar jelas.Diantara gumaman ribuan orang yang tak begitu hening itu kiranya terseliplah suasana alam yang begitu nyaman dan tenang.
Berbagai penampilan seni dari masing-masing daerah semakin memeriahkan acara milad seabad muhammadiyah.Tak kalah dengannya,tokoh-tokoh Nasional yang juga turut memeriahkan acara tersebut seperti wakil ketua MPR RI Hajriyanto Y Thohari, Menteri Kehutanan RI, Gubernur Jakarta, mantan ketua umum PB NU Hasyim Muzadi dan Mantan wakil Presiden sekaligus ketua PMI Jusuf Kalla diberikan kehormatan untuk menyampaikan kata sambutan.Jusuf kalla yang diberikan kehormatan itu menghasilkan apresiasi yang dahsyat dari para peserta dan terlebih apresiasi dari alam yang mulai mengguyurkan gerimis dan merambat pada hujan yang deras.
Diantara selaput derasnya hujan, acara tetap berlanjut dengan pidato Milad 1 abad Muhammadiyah oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Bapak Prof. Dr. M. Din Syamsuddin, MA,yang merupakan inti acara yang dinanti-nantikan oleh para peserta Milad.Yang sedemikian membuat stadion GBK lagi-lagi kembali bergemuruh dan bergetar,seluruh peserta histeris dan memberikan apresiasi yang sangat mendalam ketika Pak Din menyapa seluruh peserta sambil melambaikan peci dengan tangannya diantara guyuran hujan yang membasahi sekujur tubuhnya.Sesuai dengan tema “Sang Surya Tiada Henti Menyinari Negeri”.Beliau berpesan untuk semua kader muhammadiyah untuk tetap semangat dan konsisten dalam membangun dan memberikan yang terbaik untuk negri.Beliau juga berkata dengan tegasnya “Walaupun hujan saat ini,tak akan menghentikan langkah kita untuk terus menyinari negeri,Bahkan dengan hujan ini lah sebagai suatu nikmat,anugrah,dan bukti bahwa Allah mendengar dan meridhoi acara dan langkah kita ini”.Sontak langsung di sambut dengan suara dan tepuk tangan oleh peserta milad.
Memang jelas bahwa hujan bersahabat dengan Sang Surya dalam 1 abad Muhammadiyah itu.Keridhoan dan suatu kenikmatan dari Allah seolah-olah dibuktikan saat berlangsungnya acara.Disisi lain,memang masih ada suatu rangkaian acara yang belum sempat di tampilkan.Ini membuat pementasan seni dan hiburan music yang sudah bersiap siaga dibelakang panggung tak sempat menampilkan diri dalam acara tersebut.Namun,hal itu tidak menyurutkan semangat mereka dan para peserta milad.Sebab faktanya,diantara berhentinya acara  dan derasnya hujan,sebagian para kader yang terlibat dalam IPM ataupun IMM masuk ke lapangan dan berlari mengelilinginya sambil mengibarkan masing-masing bendera mereka.Inilah yang membuat keistimewaan dari rangkaian acara tersebut,dan menunjukan bahwa memang semangat juang telah terpatri dalam jiwa kader-kader muhammadiyah.Hujan yang dikatakan kendala bukanlah suatu hambatan yang membuat rangkaian acara tak berjalan sesuai dengan harapan.Maka tidak benar bahwa acara tak berjalan kondusif dan indah.
Oleh karenanya,sudah barang tentulah Muhammadiyah sebagai suatu organisasi yang telah banyak berpartisipasi untuk negri baik dalam pendidikan,social,dan kesehatan untuk terus berlanjut dan konsisten pula dalam membimbing umat islam untuk menjaga ukhuwah agar tali persaudaran tetap terjalin dengan kuat.Yang sedemikian sesuai dengan tema 1 abad Muhammadiyah “Sang Surya Tiada Henti Menyinari Negri” dan terbentuk dalam perayaannya bahwa hujan bersahabat dengan sang surya itu sebagai bukti yang nyata dari keridhoan Allah swt.
Doy'


Jumat, 16 November 2012

Langkah pisah dengan mama


Mama...Masih terasa sentuhan lembut mu tadi
Sentuhan yang ku harap bukan akhir dari cerita kita


Mama...Masih membekas hangat pelukanmu tadiPelukan yg ku harap bukan tuk terakhir kalinya


Mama..Sungguh teramat //Masih terukhir jelas rona senyum indahmu tadi
Terpampang rapi dalam ingatan ruang sepiku


Mama...Sungguh teramat //Masih terbayang elok paras wajah manismu ituDengan lengkukan hijab menawan yang engkau bingkaikan
Membuat bidadari-bidadari syurga iri melihatmu sayang


Mama...Celoteh candamu,bisikan cintamu.desis tangismu,seringai amarahmu,riup senyummu.... masih terasa dekat,ternginang-ngiang dalam pendengaran ku.


Mama ...Taukah dirimu..?Tadi..,langkah kakiku amat berat terasa, sepertinya suara dan jeritan hatimu enggan membiarkan eyunan langkah itu terus melaju. Begitu juga dengan hati ini yang sepertinya menolak dengan semua ini.layaknya unjuk rasa terasa dalam perpisahan kita.Tadi juga..,tubuh ini terasa tidak terima.lemas bergemelut.sesaat lambaian tanganku mulai kaku tuk ku ayunkan.Ada apa dengan semua ini?


Mama...Ingatkah tadi..?Betapa eratnya genggaman tangan ku..,Atau masih ingatkah mah,dengan raut wajahku yang begitu pucat pasi  tadi, atau bisakah mama ingat,berulang-ulang kali aku trus memandangi  mu...mama


Rabu, 14 November 2012

“Puisi untuk Papa”


Wajahmu kini semakin layu
Rambutmu pun nyaris tak ada sehelai pun yang berwarna hitam
Seluruh urat-uratmu terlihat jelas membentuk jalan darahmu yang semakin pelan
Pipimu malah tak lagi terasa seperti saat aku masih bermain dipangkuanmu,lalu kau menempelkan pipimu dipipiku saat itu
Aku sedih kenapa kau berubah seperti ini.Apa kau sudah bosan bermain denganku? Atau kau lelah tuk bercanda dengan ku lagi?/
Kini kau hanya diam dan bertemankan dengan kasur rewot itu.sementara aku hanya melihat riup senyum kecilmu yang slalu membuat air mataku jatuh smakin deras.
Kau jahat....
Kau pembohong...
Mana janji-janji mu dulu?
Katanya kau ingin slalu menemanikudan bermain denganku,janji itu masih terngiang jelas dalam pendengaranku..,saat aku menangis dan kau gendong aku di pundakmu.
Sekarang mana janji itu!!
Ayolah..!
Berilah aku kepastianmu.,berbicaralah walau hanya sepotong kata untuk ku
Aku mencintai mu papa..

'doy'

Celoteh Derita Pinggiran

"Celoteh Derita Pinggiran"

“doy”

Lengang kolong jembatan usang

Gubuk nan rewot

Dingin menikam rapuh belulang pelu

Taman nan kumuh

Dalam rundung malang saat itu

Lelap sesak diatas kardus rongsokan

Selimut-selimut bekas menghujam impian durja

Tak

Kau

Pe

Du

Li

Kan

Itu

Keropos iman digrogoti keserakahan

Harta nan tumpah

Rakus merong-rong semak kapitalis

Jiwa nan kotor

Dikekang balada sembirat hitam

Terseok-seok mencari makan

Lapar-dahaga derita pinggiran

Sakit,pedih,rintih,menangis

Tak jua mereka dengarkan

Harus kemana lagi aku mengadu..?

Kutitip harap lewat desir angin dan riup simfoni

Sekelebat asa aku mengesot di jalan krikil-berduri

Mengibak fana hidup nan tetap merangkak

Inilah aku..rakyat kolong jembatan usang